Ruang Kaidah


Huruf Kapital


Oleh: Indra Andi Batara

1.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada saat awal kalimat.
Contoh : Dia membaca buku.
2.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh : Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
3.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan.
Contoh : Islam, Kristen, Quran, dll.
4.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan.
Contoh : Mahaputra Yamin.
5.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Contoh : Amir Hamzah, Dewi Sartika.
6.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau instansi , atau nama tempat yang digunakan sebagai nama orang tertentu.
Contoh :  Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru.
7.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh : Bangsa Eskimo, Suku Sunda.
8.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.
Contoh : tahun Hijriah, bulan Agustus.
9.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama geografi.
Contoh : Bayuwangi, Cirebon, Eropa.
10.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, nama dokumen resmi, kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
Contoh : Republik Indonesia, Departemen Keuangan.
11.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama sebagai unsur singkatan nama gelar atau pangkat.
Contoh : Dr. (doktor), S.E (sarjana ekonomi) dll.



Huruf Miring
1.      Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contoh : Saya belum pernah membaca buku Negarakertagama karangan Prapanca.
2.      Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh : Dia bukan menipu, melainkan ditipu.
3.      Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia.
Contoh : Orang tua harus bersikap  tut wuri handayani terhadap anak .


Huruf Tebal
1.      Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.
Contoh : Judul  : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
              Bab     : BAB I PENDAHULUAN
              Bagian bab : 1.1 Latar Belakang Masalah
1.2  Tujuan
                               Daftar, indeks, dan lampiran :
                        DAFTAR ISI
                        DAFTRA TABEL
                        DAFTAR LAMBANG
                        DAFTRA PUSTAKA
                        INDEKS
                        LAMPIRAN



Kata Depan di, ke, dan dari
Kata Depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai suku kata, seperti kepada dan daripada .
Contoh : Bermalam sajalah di sini.
Di mana dia sekarang?
Mari kita berangkat ke kantor.
Saya pergi ke sana kemari mencarinya.
Saya tidak tahu dari mana dia berasal.
Cincin itu terbuat dari emas.
Partikel
1.      Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :  Bacalah buku itu baik-baik!
              Apakah yang tersirat dalam suarat itu?
              Apatah gunanya bersedih hati?
2.      Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh :  Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
              Jika ayah membaca di teras, adik pun membaca di tempat itu.
Catatan
Partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu dituliskan serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh : Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
              Bagaimanapun juga, tugas itu akan diselesaikannya.
              Sekalipun
              Walaupun

1 komentar:

  1. Mas Indra saya mau tanya nih :)
    Untuk penulisan singkatan EYD atau EyD?

    BalasHapus