FRASA
Frasa adalah satuan gramatik yang
tidak melampaui batas fungsi. Sumadi (2009) menyatakan bahwa frasa dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
1.
Berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya:
a.
Frasa Endosentris: frasa yang mempunyai unsur pusat.
1.
Frasa endosentris koordinatif: frasa endosentris yang semua
pemadunya merupakan UP dan mengacu pada “hal” yang berbeda. Contoh: Saya dan
dia akan pergi ke Surabaya.
2.
Frasa endosentris atributif: frasa endosentris yang disamping
mempunyai pemadu yang berupa UP juga mempunyai pemadu yang berupa atribut.
Contoh: Adik saya sudah berkerja.
3.
Frasa endosentris apositif: frasa endosentris yang semua
pemadunya merupakan UP dan mengacu pada “hal” yang berbeda. Contoh: Dia, teman
kami, sedang berpuasa.
4.
Frasa endosentris Ѳ (Zero): frasa endosentris
yang terdiri atas satu kata. Contoh: Chandra bersepeda.
b.
Frasa Eksosentris: frasa yang tidak mempunyai unsur pusat.
1.
Frasa eksosentris konjungtif: frasa eksosentris yang ditandai
adanya konjungsi sebagai penanda dan diikuti klausa sebagai petanda. Contoh:
Ketika malam datang, kami sudah pergi.
2.
Frasa eksosentris disjungtif: frasa eksosentris yang ditandai
adanya bukan konjungsi sebagai penanda dan diikuti oleh kata atau kelompok kata
(bukan klausa) sebagai petanda. Contoh: Si terdakwa sedang mengikuti
persidangan di pengadilan.
2.
Berdasarkan kategori kata yang menjadi UP atau penanda
a.
Frasa Nomina (FN): frasa yang UP-nya berupa kata-kata yang
termasuk kategori nomina. Contoh: Batu itu akan dibawa ke Malang.
b.
Frasa Verba (FV): frasa yang UP-nya berupa kata-kata yang
termasuk kategori verba. Contoh: Kelima anaknya pergi.
c.
Frasa Adjektiva (FA): frasa yang UP-nya berupa kata-kata yang
termasuk kategori adjektiva. Contoh: Semua saudaranya sangat cantik.
d.
Frasa Numerilia (FNu): frasa yang UP-nya berupa kata-kata
yang termasuk kategori numerilia. Contoh: Sapi peliharaan kami sebanya lima
puluh ekor..
e.
Frasa Preposisional (FPrep): frasa yang ditandai adanya
preposisi (kata depan) sebagai penanda dan diikuti kata atau kelompok kata
(bukan klausa) sebagai petanda. Contoh: setiap hari saya bekerja di rumah.
f.
Frasa Artikula (FArt): frasa yang ditandai adanya artikula
sebagai penanda dan diikuti kata atau kelompok kata (bukan klausa) sebagai
petanda. Contoh: Si terdakwa sedang mengikuti persidangan.
g.
Frasa Konjungsi (FKonj): frasa yang ditandai adanya konjungsi
(kata sambung) sebagai penanda dan diikuti klausa sebagai petanda. Contoh:
Karena mereka akan pergi, saya harus menemui mereka sekarang.
Daftar Pustaka
Sumadi.
2009. Sintaksis. Malang: A3 Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar